
Kabar berita terkini – Nama Suherlan alias Elan alias Samson (33) telah lama menjadi momok menakutkan bagi warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Pria bertubuh kekar ini dikenal sering membuat onar dengan berbagai tindakan yang meresahkan.
Beberapa kasus seperti aksi tidak senonoh, kekerasan fisik, hingga ancaman dengan senjata tajam, semua telah dialami oleh warga selama bertahun-tahun. Puncaknya, pada Jumat (21/2/2025), Samson tewas di tangan massa yang sudah tak lagi mampu menahan amarah.
Rentetan Teror yang Menghantui Warga
Catatan sejak tahun 2023, perilaku Samson mulai meresahkan. Kala itu, Kamis (27/4/2023), ia membuat ulah yang menyebabkan warga ketakutan. Sebutan preman kala itu menyeruak karena aksinya merusak rumah warga. Sekitar pukul 21.00 WIB, ia tiba-tiba datang ke perkampungan dan mengamuk tanpa sebab.
“Dia melempar genting rumah warga sampai rusak, kemudian melempar kaca jendela sampai pecah pakai batu dua kali. Rumah warga pecah,” kata Em (45), warga setempat di lokasi, Rabu (26/4/2023) silam.
Em mengaku tidak mengetahui penyebab pelaku tiba-tiba mengamuk. Yang pasti beberapa kali E berteriak insyaf kepada warga. “Dia teriak-teriak, katanya geura insyaf (cepat insyaf) ke warga. Kami sendiri tidak tahu, insyafnya insyaf apa. Selain itu dia juga sempat mengancam warga,” tutur Em.
Kala itu, aksinya berhasil diatasi setelah polisi menjemputnya. Ia kemudian dibawa ke Polres Sukabumi untuk menjalani pemeriksaan. Pada Kamis (27/2/2023) polisi memeriksa kejiwaan Samson, kala itu ia dibawa ke RSJ Dr Marzoeki Mahdi, meskipun begitu polisi sempat memberikan keterangan tetap akan memproses hukum Samson.
“Proses hukum tetap berjalan sambil menunggu hasil pemeriksaan kejiawaan dari dokter ahli kejiwaan,” kata Kasat Reskrim yang saat itu dijabat AKP Dian Purnomo.
Di tahun yang sama, tepatnya pada Senin (29/5/2023) Samson kembali terlibat insiden kekerasan. Sejumlah video viral di media sosial berujung diamankannya pria bertubuh kekar itu di kantor Koramil Palabuhanratu.
“Kejadiannya kemarin, sekitar pukul 13.00 WIB, Minggu (28/5/2023). Dia teriak-teriak di Pasar Palabuhanratu, setelah itu terlibat keributan di Jalan Siliwangi,” kata pria inisial Wil, warga Palabuhanratu, Senin (29/5/2023).
Kapolsek Palabuhanratu yang saat itu dijabat Kompol Mangapul Simangunsong mengatakan pelaku langsung diamankan. “Langsung diamankan setelah diarak selama 10 menit, ternyata kami duga ada gangguan jiwa,” tambah Mangapul.
Pada Jumat (30/6/2023) , Samson dianiaya sejumlah pria hingga terkapar. Namun saat itu permasalahan selesai setelah Samson dan sekelompok pria itu berdamai.
Selepas aksi di tahun 2023, di tahun berikutnya atau pada tahun 2024 Samson kembali berulah. Sejumlah anggota kepolisian dikabarkan terluka saat mengamankan Suherlan alias Samson dari amukan massa di Kampun Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Minggu (7/1/2024).
Informasi dihimpun, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Samson yang dikenal sebagai preman kampung entah bagaimana memancing amarah warga. Hal itu memicu perburuan kepada pria bertubuh kekar itu.
“Kabarnya dia lebih dahulu menyerang tukang ojek pakai balok. Untung saja (tukang ojek) pakai helm, saya kemudian dapat telepon katanya dia (Samson) ada di sekitaran masjid di kampung tersebut,” kata Bhabinkamtibmas Polsek Simpenan Polres Sukabumi Bripka Sidik Purnama saat itu.
di tahun 2025, ulah Samson semakin menjadi ia kerap melakukan tindakan tidak senonoh. Ia pernah memperlihatkan alat vitalnya di depan emak-emak yang melintas, membuat mereka ketakutan dan lari. Selain itu, ia juga pernah menggigit telinga seorang warga tanpa alasan jelas, menyebabkan korban mengalami bengkak dan trauma.
Perilaku agresifnya tidak berhenti di situ. Samson juga dikabarkan meludahi warga yang berpapasan dengannya di jalan, menambah daftar panjang aksi brutal yang membuat masyarakat semakin resah. Langkah yang dilakukan selalu sama, ia mendapat penanganan medis di RSJ Marzoeki Mahdi selepas itu dipulangkan.
Upaya Penanganan Rumah Sakit Jiwa hingga Penolakan Warga
Melihat eskalasi perilaku Samson yang semakin membahayakan, pihak berwenang berulangkali mengambil tindakan dengan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi di Bogor untuk mendapatkan perawatan pada awal 2024.
Namun, setelah beberapa waktu, Samson kembali ke kampung halamannya. Kepulangannya disambut dengan ketakutan dan penolakan dari warga. Mereka khawatir perilaku Samson akan kembali mengancam keselamatan dan ketenangan kampung.
Kekhawatiran warga bukan tanpa alasan. Meskipun telah mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa, perilaku Samson tidak menunjukkan perubahan signifikan. Ia kembali membuat onar, bahkan lebih agresif dari sebelumnya. Warga merasa tidak ada jaminan keselamatan selama Samson berada di tengah-tengah mereka.
Penolakan pada Rabu 10 Januari 2024 dibenarkan Kepala Desa Cidadap, Deden Anta Nurman. “Warga ada penolakan, tidak boleh dia pulang. Itu murni keinginan warga, penyebabnya ya karena itu dia meresahkan sering berulah. Itu sudah sering, dia sendiri disebut mengalami gangguan kejiwaan itu sudah 3 tahun terakhir,” kata Deden saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/1/2024) silam.
Lalu di tahun ini, warga juga sempat menggelar aksi penolakan, video itu viral di media sosial dan aplikasi perpesanan pada Jumat (7/2/2025). Ratusan warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, turun ke jalan pada Jumat (7/2/2025) sore. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kepulangan Suherlan alias Samson ke kampung halaman mereka.
Dalam beberapa video yang beredar, terlihat warga membubuhkan tanda tangan di atas spanduk putih sebagai simbol penolakan.
“Assalamualaikum, inilah warga masyarakat Cihurang menolak resmi kedatangan Samson atau nama aslinya Erlan. Warga menolak kedatangan Samson. Ini masih menolak secara halus,” ungkap suara perempuan dalam salah satu video yang beredar.
Puncak Amarah, Kematian Tragis di Tangan Massa
Puncak dari segala teror yang dilakukan Samson terjadi pada Jumat (21/2/2025). Sekitar pukul 16.30 WIB, Samson terlihat berkeliaran di kampung dengan membawa golok. Aksinya kali ini memicu kemarahan warga yang sudah mencapai batas kesabaran.
Massa berkumpul, membawa berbagai senjata tajam, dan mengadang Samson. Bentrok tak terhindarkan, dan dalam waktu singkat, Samson tewas di tempat diduga akibat amukan massa.
Polisi yang tiba di lokasi segera mengamankan berbagai barang bukti, seperti bambu runcing berlumuran darah, balok kayu, besi beton, dan batu yang diduga digunakan dalam pengeroyokan tersebut.