Di antara padang hijau yang luas dan udara bersih khas Selandia Baru, terdapat satu hidangan yang tak hanya menggoda selera, tapi juga menyimpan cerita tradisi: Lamb Roast, alias panggang domba. Hidangan ini telah menjadi bagian dari identitas kuliner Negeri Kiwi, dan menjadi simbol kehangatan, kebersamaan, serta kualitas peternakan mereka yang mendunia.
Domba: Jantung Kuliner Selandia Baru
Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara penghasil domba terbaik di dunia. Dengan populasi domba yang pernah mencapai lebih dari 10 kali jumlah penduduknya, negara ini menempatkan domba sebagai bagian integral dari kehidupan — baik dari segi ekonomi, budaya, maupun kuliner.
Daging domba dari Selandia Baru terkenal dengan kualitas tinggi: empuk, beraroma lembut, dan rendah lemak. Kombinasi ini membuatnya sangat cocok untuk dipanggang perlahan, menghasilkan sajian yang lezat dan berkelas, yakni Lamb Roast.
Apa Itu Lamb Roast?
Lamb Roast adalah hidangan domba panggang, biasanya dari bagian paha (leg of lamb), bahu (shoulder), atau iga. Daging dimarinasi atau dibumbui ringan, kemudian dipanggang secara perlahan dalam oven untuk menghasilkan tekstur yang lembut dan juicy.
Hidangan ini umumnya disajikan dengan:
-
Kentang panggang
-
Wortel dan labu
-
Kacang polong atau buncis
-
Saus daging (gravy)
-
Saus mint (mint sauce atau mint jelly)
Rahasia Rasa: Bumbu Simpel, Teknik Sempurna
Salah satu daya tarik Lamb Roast adalah kesederhanaan bumbunya. Tidak perlu rempah berlebihan—cukup garam, lada hitam, bawang putih, rosemary, dan sedikit minyak zaitun. Fokus utama adalah menonjolkan rasa alami dari daging domba itu sendiri.
Lamb Roast biasanya dipanggang pada suhu rendah selama 2–3 jam, tergantung berat dan potongan daging. Teknik ini membuat serat daging melunak secara alami dan menghasilkan cita rasa yang kaya namun tidak terlalu kuat.
Tradisi Mingguan: Sunday Roast
Di banyak rumah tangga di Selandia Baru, Lamb Roast identik dengan Sunday Roast — tradisi makan malam keluarga setiap hari Minggu. Setelah sepekan beraktivitas, keluarga akan berkumpul menikmati sajian hangat ini sambil berbagi cerita.
Meski Sunday Roast merupakan warisan dari budaya Inggris, di Selandia Baru hidangan ini mengalami adaptasi khas lokal, terutama karena ketersediaan domba segar dan bahan sayuran dari pertanian sekitar.
Lamb Roast di Restoran & Festival
Bukan hanya di rumah, Lamb Roast juga banyak tersedia di:
-
Restoran fine dining khas Kiwi
-
Pub dan bistro pedesaan
-
Festival kuliner tahunan, seperti New Zealand Food & Wine Festival
Beberapa chef terkenal Selandia Baru bahkan membuat varian modern, seperti:
-
Lamb roast dengan saus red wine reduction
-
Lamb wrap dengan sayuran panggang
-
Lamb slider dengan mint yoghurt sauce
Pasangan Sempurna: Wine Selandia Baru
Tak lengkap rasanya menikmati Lamb Roast tanpa segelas anggur merah dari kawasan Marlborough atau Central Otago. Varietas seperti Pinot Noir menjadi pasangan ideal karena tidak menutupi rasa halus dari daging domba.
Bagi yang tidak minum alkohol, jus anggur merah murni atau teh hitam hangat juga bisa menjadi pendamping yang pas.
Cara Membuat Lamb Roast Sendiri
Bahan:
-
1 paha domba (±1,5–2 kg)
-
4 siung bawang putih, cincang
-
2 sdm rosemary segar
-
Garam dan lada secukupnya
-
2 sdm minyak zaitun
-
4–5 kentang, potong besar
-
3 wortel, potong besar
-
1 labu kuning (butternut), kupas dan potong
Cara Membuat:
-
Lumuri daging dengan minyak zaitun, garam, lada, bawang putih, dan rosemary.
-
Diamkan 30 menit (bisa dimarinasi semalam di kulkas).
-
Panggang di oven 180°C selama 2 jam (atau hingga matang).
-
Panggang sayuran dalam loyang terpisah selama 45 menit terakhir.
-
Sajikan dengan saus daging dan mint jelly.
Kenapa Lamb Roast Layak Dicoba?
-
Autentik: Mewakili rasa asli dan tradisi Selandia Baru.
-
Lezat dan Seimbang: Kombinasi protein dan sayuran yang ideal.
-
Kenyang dan Menghangatkan: Cocok dinikmati saat cuaca dingin.
-
Mudah Dipadukan: Bisa dikreasikan dengan berbagai saus dan pendamping.
Kesimpulan: Rasa Domba, Cita Rasa Bangsa
Lamb Roast bukan sekadar makanan—ia adalah wujud dari peternakan berkualitas, budaya keluarga, dan kuliner berkelas dari Selandia Baru. Siapapun yang berkunjung ke Negeri Kiwi wajib mencicipi hidangan ini sebagai bagian dari pengalaman otentik yang tak terlupakan.
Entah disantap di restoran bintang lima, rumah penduduk, atau festival terbuka, Lamb Roast selalu menghidupkan rasa dan kenangan — dari gigitan pertama hingga kehangatan terakhir.