KABAR BERITA TERKINI – Seorang remaja wanita berusia 16 tahun nekat kabur dari rumah orang tuanya di Kabupaten Pangkep. Nahas, gadis ABG itu berakhir menjadi budak seks oleh tukang ojek bernama Nawir (34) selama 21 hari di Kabupaten Maros.
Kasat Reskrim Polres Maros Iptu Aditya Pandu mengungkapkan korban mulai kabur dari rumahnya pada Sabtu (4/1) lalu. Dia kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan Nawir pada keesokan harinya, Minggu (5/1).

“Korban tidak sengaja bertemu dengan terduga pelaku yang berprofesi sebagai tukang ojek di Kecamatan Turikale,” ujar Iptu Aditya, Selasa (28/1/2025).

Menurut Aditya, Nawir langsung melakukan bujuk rayu agar korban ikut dengannya. Untuk memuluskan aksinya, Nawir mengiming-imingi korban tempat tinggal lengkap dengan makan dan minuman.

Korban yang terpedaya akhirnya menerima ajakan pelaku. Dia pun langsung diajak tinggal di kos-kosan di Maros hingga akhirnya kerap diperkosa.

“Sejak tinggal di kos-kosan korban kerap disetubuhi oleh terduga pelaku. Dari pengakuan korban ada lebih 20 kali (disetubuhi),” ungkap Aditya.

Korban sendiri selalu dijanji oleh pelaku bahwa ia akan dikembalikan kepada orang tuanya. Menurut Aditya, korban bahkan disekap di kos-kosan tersebut sehingga tidak bisa kabur.

“Korban diberikan tempat tinggal, makan-minum dan diiming-imingi tanggal 1 Februari akan dikembalikan ke rumah orang tuanya di Kabupaten Pangkep,” ujarnya.

Penyekapan ini terungkap karena keluarga korban yang terus melakukan pencarian terhadap korban. Hingga akhirnya diketahui korban tinggal di kos-kosan di Maros. Keluarga korban bersama polisi lalu mendatangi kos-kosan tersebut dan menemukan korban bersama pelaku pada Selasa (21/1).

“Berawal dari masifnya pencarian yang dilakukan keluarga besar korban, dan diketahui korban berada di salah satu kos-kosan di Kecamatan Turikale yang didatangi bersama Jatanras Polres Maros dan benar bahwa bersama terduga pelaku,” ucapnya.

Terungkap, pelaku kerap memberikan pil KB kepada korban sebelum melakukan aksi bejatnya. Hal itu untuk mencegah kehamilan.

“Korban tidak hamil karena kerap diberikan pil KB,” katanya.