Hamas menyerukan kemarahan dan kecaman atas aksi pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan tentara Israel baru-baru ini. Aksi ini dilakukan di salah satu masjid di Gaza.
Melansir dari Al Jazeera, Minggu (25/8/2024) dalam video yang beredar, diperlihatkan pasukan Israel melakukan pemboman masjid dan menyobek lembaran Al-Qur’an. Tidak disebutkan kapan waktu persis kejadiannya.

Atas aksi ini, Hamas meminta negara-negara dan organisasi Arab dan Muslim untuk mengutuk serta menyatakan kemarahan terhadap pasukan Israel.

“Pembakaran salinan Al-Qur’an dan penodaan serta penghancuran masjid menegaskan sifat ekstremis entitas ini dan tentara kriminalnya yang penuh kebencian serta perilaku fasis mereka terhadap apa pun yang terkait dengan identitas dan kesucian bangsa kita,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu, (24/8/2024).

Al Jazeera telah menayangkan rekaman video yang diperoleh dari kamera tentara Israel. Video ini menunjukkan mereka merobek halaman-halaman dari kitab suci umat Islam dan membakarnya di Masjid Bani Saleh di Gaza utara.

Sebuah video juga menunjukkan pesawat nirawak Israel melakukan pemboman Masjid Agung bersejarah di Khan Younis.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, Israel telah menghancurkan 610 masjid dan tiga gereja selama 10 bulan terakhir di Gaza.

Hamas menyerukan kepada orang-orang di dunia untuk bertindak membela tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Palestina dan mengakhiri peperangan terhadap Jalur Gaza.

Tak hanya menghancurkan bangunan masjid dan berbagai fasilitas umum di Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina. Sebagian besar wilayah Palestina juga hancur menjadi tumpukan puing.

Council on American-Islamic Relations, sebuah kelompok advokasi AS, mengatakan penodaan salinan Al-Quran dan penargetan masjid di Gaza membuktikan bahwa perang Israel terhadap orang-orang Palestina di Gaza juga merupakan perang terhadap Islam.

Kelompok itu juga menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk mengecam pelanggaran yang dilakukan Israel.

“Pemerintahan Biden harus mengutuk penodaan agama ini dan menangguhkan pengiriman senjata kepada pemerintah Israel untuk memaksa diakhirinya kampanye pembantaian dan kelaparan di Gaza,” kata Direktur Eksekutif CAIR Nihad Awad.

Sebagian besar masjid telah runtuh akibat serangan yang dilakukan Israel. Namun hal ini tidak mengurangi sedikitpun keimanan warga Palestina di Gaza.

Umat Islam Palestina di Gaza terus mendirikan salat berjamaah di samping reruntuhan masjid yang hancur. Mereka sama sekali tidak takut meskipun beberapa kali serangan dilakukan Israel pada jemaah yang salat berjamaah.

Bulan lalu, serangan Israel terhadap para jamaah yang berkumpul untuk salat di dekat masjid yang hancur di kamp pengungsi Shati di Gaza utara menewaskan sedikitnya 20 orang.

Awal bulan ini, tentara Israel juga mengebom sebuah sekolah yang menampung warga sipil yang mengungsi di Kota Gaza saat salat Subuh. Serangan ini menewaskan lebih dari 100 orang.

Menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA, Sabtu (24/8/2024), otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi jumlah korban tewas Palestina sejak perang 7 Oktober 2023 mencapai 40.334 orang, 93.356 dilaporkan luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Otoritas menyebut layanan tim layanan darurat belum bisa menjangkau banyak korban dan mayat yang terjebak di bawah reruntuhan atau di jalan-jalan wilayah kantong yang dilanda perang, sebab pasukan pendudukan Israel masih menghalangi pergerakan ambulans.