Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan bahwa kelompoknya akan menilai dampak serangan roket dan dronenya terhadap target-target militer Israel pada hari Minggu (25/8) lalu. Baru setelah itu Hizbullah akan menentukan apakah akan melakukan serangan lebih lanjut untuk membalas dendam atas kematian seorang komandan tinggi Hizbullah.
Pemimpin kelompok bersenjata Lebanon itu mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, bahwa mereka telah mampu melakukan serangannya “seperti yang direncanakan.” Dia membantah pernyataan militer Israel, bahwa serangan pendahuluannya telah menghentikan serangan yang lebih luas oleh kelompok itu.

Dilansir Al-Arabiya dan Reuters, Senin (26/8/2024), Nasrallah mengatakan kelompok itu sengaja menahan diri untuk tidak menargetkan warga sipil atau infrastruktur publik, termasuk Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel. Dia menyampaikan hal itu sekitar 12 jam setelah baku tembak paling intens antara Hizbullah dan Israel sejak konflik pecah bersamaan dengan perang di Gaza.

Dia mengatakan target utama kelompok yang didukung Iran itu adalah pangkalan intelijen militer sekitar 110 km (70 mil) di dalam wilayah Israel – serangan terdalam sejauh ini dan hanya 1,5 km (1 mil) di utara Tel Aviv.

Nasrallah mengatakan kelompok itu akan menilai hasil serangan pada Minggu (25/8) waktu setempat itu. Serangan itu sebagai balasan atas pembunuhan komandan utama Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di pinggiran Beirut, ibu kota Lebanon, bulan lalu.