Militer Israel mendeteksi sekitar 50 proyektil ditembakkan dari Lebanon ke bagian utara wilayahnya pada Rabu (16/10) pagi waktu setempat. Beberapa proyektil itu berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel.
Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (16/10/2024), menyebut tidak ada laporan korban jiwa akibat rentetan serangan dari wilayah Lebanon tersebut. Serangan ini terjadi saat Israel terus terlibat pertempuran sengit dengan kelompok Hizbullah dalam beberapa pekan terakhir.

“Beberapa proyektil berhasil dicegat dan sejumlah proyektil lainnya yang terjatuh telah teridentifikasi di area tersebut,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

Pernyataan militer Israel, seperti dikutip Al Jazeera, menyebutkan bahwa proyektil-proyektil yang diluncurkan dari Lebanon itu mencakup sejumlah roket, drone tempur dan proyektil lainnya.

Dua drone di antaranya, menurut militer Israel, terdeteksi mengudara dari Lebanon ke wilayah Israel setelah sirene peringatan serangan udara berbunyi di area Upper Galilea.

Militer Israel menyatakan tidak ada korban luka akibat serangan drone di area tersebut. Tidak disebutkan juga soal kerusakan infrastruktur akibat serangan tersebut.

Serangan dari Lebanon ini terjadi saat Israel semakin melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap negara tersebut sejak 23 September lalu, yang diklaim menargetkan kelompok Hizbullah.

Dilaporkan sedikitnya 1.542 orang tewas dan lebih dari 4.555 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Tel Aviv di Lebanon. Lebih dari 1,34 juta orang terpaksa mengungsi akibat pertempuran sengit tersebut.

Pertempuran ini merupakan eskalasi dari serangan lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah selama setahun terakhir, sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Hizbullah menegaskan serangannya terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina dan Hamas.