Kabar berita terkini Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap berkompromi dalam kemungkinan pembicaraan dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump membahas upaya mengakhiri perang Ukraina. Putin menyebut pasukan Moskow terus bergerak maju untuk mencapai tujuan utama di medan perang.
Trump yang mengklaim dirinya pakar dalam mediasi perjanjian dan pernah menulis buku berjudul “Trump: the Art of the Deal” tahun 1987 silam, telah berjanji untuk segera mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina. Namun dia belum memberikan rincian apa pun tentang bagaimana dia akan mewujudkan hal tersebut.

Putin dalam sesi tanya-jawab akhir tahun dengan media di Rusia, seperti dilansir Reuters, Jumat (20/12/2024), menuturkan kepada reporter saluran berita AS bahwa dirinya siap bertemu dengan Trump, yang menurutnya sudah bertahun-tahun tidak pernah berbicara dengannya.

Saat ditanya soal apa yang bisa ditawarkan dirinya kepada Trump, Putin menepis asumsi bahwa Rusia berada dalam posisi yang lemah dan menegaskan bahwa Moskow menjadi lebih kuat sejak dia memerintahkan pasukan militer untuk menginvasi Ukraina tahun 2022 lalu.

“Kami selalu mengatakan bahwa kami siap untuk melakukan negosiasi dan kompromi,” tegas Putin dalam jawabannya.

“Sebentar lagi, orang-orang Ukraina yang ingin berperang akan semakin berkurang, menurut saya, sebentar lagi tidak akan ada lagi yang mau berperang. Kami siap, namun pihak lainnya harus siap untuk negosiasi dan kompromi,” cetusnya.

Putin menambahkan bahwa pasukan Rusia kini terus bergerak maju di seluruh lini dan berupaya mencapai tujuan utama mereka di Ukraina.

Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa Putin terbuka untuk merundingkan perjanjian gencatan senjata Ukraina dengan Trump, namun menolak untuk membuat konsesi teritorial besar-besaran dan bersikeras menuntut Kyiv meninggalkan ambisinya untuk bergabung aliansi NATO.

Invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 telah menyebabkan puluhan ribu kematian, memaksa jutaan orang mengungsi, dan memicu krisis terbesar dalam hubungan antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962 silam.

Rusia yang kini menguasai seperlima wilayah Ukraina, telah mengambil alih wilayah seluas ribuan kilometer persegi di negara tersebut sepanjang tahun ini, merebut desa-desa setempat dan mengancam kota-kota penting yang strategis seperti Pokrovsk, yang menjadi pusat jalan raya dan kereta api.

Putin, dalam pernyataannya, menyebut pertempuran yang berlangsung sangat rumit, sehingga “sulit dan tidak ada gunanya menebak apa yang akan terjadi”.

“Namun kami bergerak, seperti yang Anda katakan, menuju penuntasan tugas-tugas utama kami, yang kami uraikan di awal operasi militer khusus,” tegasnya.