Kabar berita terkini Pernah dengan ungkapan “manusia lebih banyak mengetahui permukaan Bulan daripada lautan dalam di Bumi”?
Ungkapan tersebut mencerminkan fakta bahwa eksplorasi laut dalam masih sangat jarang dilakukan, dibandingkan dengan eksplorasi terhadap luar angkasa. Padahal, laut berada jauh lebih dekat dan mencakup sebagian besar permukaan bumi.
Sampai saat ini, lautan dalam masih menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan. Berbagai eksplorasi terus dicoba dan menghasilkan penemuan baru.
Salah satunya, penelitian baru yang berhasil mengungkap spesies predator laut dalam yang diberi nama “kegelapan” atau “darkness”.
Predator Laut di Kedalaman 11 Kilometer
Predator baru ini berhasil ditemukan oleh ilmuwan di kedalaman 11 kilometer di bawah permukaan laut. . Penemuan ini dicatat dalam studi berjudul “A New Large Predator (Amphipoda, Eusiridae) Hidden at Hadal Depths of The Atacama Trench” yang terbit di Systematics and Biodiversity pada 27 November 2024 oleh Johanna N. J. Weston dan kawan-kawan.
Ahli ekologi dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI), Johanna Weston, menerangkan bahwa predator tersebut dinamakan “Dulcibella camanchaca” atau kerap disebut oleh para ilmuwan sebagai “kegelapan”.
“Dulcibella camanchaca adalah predator perenang cepat yang kami sebut ‘kegelapan’ berdasarkan bahasa masyarakat di wilayah Andes untuk menunjukkan lautan dalam dan gelap tempat ia memangsa,” kata Weston dikutip dari Science Alert.
Spesies ini ditemukan oleh para ilmuwan di Palung Atacama yang berada di lepas pantai barat Amerika Selatan. Setidaknya, para ilmuwan menemukan empat predator laut tersebut.
Predator ini telah diidentifikasi sebagai bagian ordo “amphipod,” yakni kelompok dari kelas “Crustacea” yang mencakup berbagai spesies hewan kecil, seperti udang-udangan dan kepiting kecil.
Weston menjelaskan bahwa D.camanchaca termasuk amphipod predator besar dan aktif pertama yang ditemukan pada laut dalam.
“Spesimen ini berukuran kurang dari 4 sentimeter, lebih dari dua kali lipat ukuran kerabatnya yang paling mirip, Dorotea dan Cleonardo. Tidak seperti amphipoda yang kurang bergerak, ia melesat dengan lincah untuk mengejar makanan,” papar Weston.
“Spesies ini tampaknya memangsa amphipod lain yang lebih kecil,” tambahnya.
Misteri Laut Dalam yang Masih Belum Banyak Dieksplorasi
Penemuan predator laut dalam ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa betapa sedikitnya pengetahuan manusia mengenai dunia bawah laut. Predator tersebut mungkin hanya satu dari sekian persen populasi laut dalam yang berhasil diidentifikasi oleh manusia.
“Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya eksplorasi laut dalam yang berkelanjutan, khususnya di wilayah terdepan Chili,” kata ahli kelautan dari Universitas Concepción sekaligus salah satu peneliti dalam studi, Carolina González kepada Science Alert.
“Lebih banyak penemuan diharapkan seiring dengan studi kami terhadap Palung Atacama,” lanjutnya.
Menurut Westin, menemukan spesies baru selalu menjadi hal yang besar, terutama di lingkungan yang ekstrem, dan menemukan genus bahkan lebih langka. Namun, penemuan di Palung Atacama menambah daya tarik yang unik, karena apa yang tersirat tentang penghuni lain yang masih belum diketahui di wilayah yang gelap ini.
Para ilmuwan berharap penemuan ini dapat mendorong penelitian dan eksplorasi laut dalam lebih jauh untuk mengungkap berbagai keragaman kehidupan laut.