Masakan Kuliner Uncategorized Taameya: Sang Raja Sarapan Mesir yang Mendunia dari Kacang Fava

Taameya: Sang Raja Sarapan Mesir yang Mendunia dari Kacang Fava

Taameya: Sang Raja Sarapan Mesir yang Mendunia dari Kacang Fava post thumbnail image

Pendahuluan

Ketika berbicara tentang kuliner Mesir, banyak orang mungkin langsung memikirkan kebab, roti pipih, atau makanan gurih ala Timur Tengah lainnya. Namun, di tengah ragam cita rasa itu, terdapat satu hidangan yang tak hanya mengisi perut, tapi juga menyimpan cerita sejarah dan budaya bangsa: Taameya.

Taameya adalah versi falafel Mesir, namun berbeda dari yang biasa kita kenal di negara lain. Jika falafel umumnya dibuat dari buncis, taameya dibuat dari kacang fava yang telah direndam dan ditumbuk halus. Hidangan ini adalah menu sarapan favorit rakyat Mesir dari berbagai kalangan, dari pedagang kaki lima hingga restoran ternama.

Mari kita menyelami lebih dalam asal-usul, bahan, cara pembuatan, filosofi, serta alasan mengapa taameya begitu istimewa dan tetap dicintai selama berabad-abad.

Sejarah dan Asal Usul Taameya

Taameya bukan sekadar makanan biasa; ia adalah warisan kuliner kuno. Banyak sejarawan percaya bahwa makanan ini telah dikonsumsi sejak zaman Firaun. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa kacang fava (broad bean) telah digunakan dalam berbagai bentuk masakan Mesir kuno.

Kata “taameya” sendiri berasal dari akar kata Arab “ta’am” yang berarti “makanan”. Hidangan ini awalnya dikembangkan oleh masyarakat Koptik Mesir sebagai makanan pengganti daging selama masa puasa. Karena tidak mengandung produk hewani, taameya menjadi solusi lezat dan bergizi selama masa pantangan.

Mesir memang bukan satu-satunya negara yang punya falafel, tetapi taameya adalah bentuk falafel tertua dan dianggap sebagai versi orisinal. Versi lain kemudian menyebar ke Levant dan Timur Tengah, lalu berkembang menjadi bentuk-bentuk regional seperti falafel berbahan buncis di Lebanon, Suriah, dan Israel.

Perbedaan Taameya dan Falafel

Walau sekilas tampak mirip, taameya dan falafel sebenarnya memiliki beberapa perbedaan mendasar:

Aspek Taameya (Mesir) Falafel (Levant)
Bahan utama Kacang fava (broad bean) Buncis (chickpeas)
Warna Lebih hijau karena daun peterseli dan ketumbar Lebih cokelat
Tekstur Lebih ringan dan empuk Lebih padat dan garing
Bumbu Daun ketumbar, bawang putih, bawang merah Jinten, bawang

Cita rasa taameya lebih “segar” dan ringan, cocok untuk sarapan atau camilan siang hari.

Bahan dan Proses Pembuatan

Bahan utama:

  • Kacang fava kering (rendam semalaman)

  • Daun ketumbar segar

  • Daun peterseli

  • Bawang putih

  • Bawang merah

  • Ketumbar bubuk

  • Jinten

  • Garam & merica

  • Soda kue (opsional, untuk membuat tekstur lebih empuk)

  • Wijen (untuk taburan)

  • Minyak goreng

Cara membuat:

  1. Kacang fava yang telah direndam ditumbuk bersama bawang, daun-daunan, dan bumbu hingga menjadi adonan halus.

  2. Adonan dibentuk bulat pipih atau oval, lalu digulingkan dalam biji wijen.

  3. Digoreng dalam minyak panas hingga bagian luar garing dan bagian dalam tetap lembut.

  4. Disajikan hangat bersama roti pipih (baladi), acar, saus tahini, atau bahkan telur rebus.

Taameya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Di Mesir, taameya bukan hanya makanan—ia adalah bagian dari kehidupan. Hampir setiap pagi, kedai-kedai sarapan di sudut jalan kota Kairo akan mengeluarkan aroma khas taameya yang sedang digoreng. Harganya yang murah dan kandungan gizinya yang tinggi menjadikan taameya pilihan utama bagi banyak keluarga.

Biasanya taameya disajikan bersama:

  • Roti baladi (roti pipih lokal)

  • Ful medames (kacang fava rebus)

  • Telur rebus

  • Sayuran segar (mentimun, tomat)

  • Saus tahini atau saus pedas

Menu ini memberikan karbohidrat, protein, dan serat yang cukup untuk memulai hari.

Filosofi dan Nilai Sosial

Taameya memiliki nilai simbolik sebagai makanan rakyat. Ia menyatukan berbagai lapisan masyarakat: bisa ditemukan di keranjang pedagang kaki lima, tetapi juga disajikan di restoran bintang lima.

Makanan ini mencerminkan sifat masyarakat Mesir yang bersahaja namun kaya budaya. Ada pepatah Mesir kuno yang berbunyi:

“Man who has taameya and bread fears no hunger.”
Yang artinya, selama seseorang masih punya taameya dan roti, ia tak akan kelaparan.

Variasi dan Modernisasi

Meski klasik, taameya juga terus berinovasi. Beberapa restoran kini menyajikan taameya dalam bentuk:

  • Burger taameya (taameya dalam roti burger)

  • Taameya isi keju

  • Taameya panggang (versi sehat tanpa minyak)

  • Taameya vegan sandwich dengan saus alpukat

Inovasi ini menjadikan taameya semakin dikenal di luar negeri, terutama di kalangan vegetarian dan vegan karena bebas dari daging dan produk hewani.

Popularitas Internasional

Berkat diaspora Mesir dan tren makanan sehat, taameya kini mulai populer di Eropa dan Amerika. Banyak restoran Timur Tengah menambahkan versi taameya dalam menu mereka, terutama karena bahan kacang fava dinilai lebih sehat dan ringan dibandingkan buncis.

Beberapa chef terkenal dunia juga mulai mengangkat taameya sebagai bahan utama dalam kreasi fusion food, memadukannya dengan roti tortilla, salad barat, hingga saus keju.

Resep Sederhana Taameya Rumahan

Bahan-bahan:

  • 250 gr kacang fava kering (rendam semalam)

  • 1 ikat daun ketumbar

  • 1 ikat peterseli

  • 1 bawang bombay

  • 4 siung bawang putih

  • 1 sdt ketumbar bubuk

  • 1 sdt jinten bubuk

  • Garam dan lada secukupnya

  • 1 sdm soda kue (opsional)

  • Wijen secukupnya

  • Minyak goreng

Langkah:

  1. Haluskan semua bahan kecuali wijen dan minyak.

  2. Diamkan adonan 30 menit.

  3. Bentuk bulat pipih, taburkan wijen.

  4. Goreng dalam minyak panas sampai kecoklatan.

  5. Sajikan dengan roti dan saus favorit.

Penutup

Taameya bukan hanya sekadar makanan sarapan khas Mesir. Ia adalah saksi bisu perjalanan sejarah, simbol kesederhanaan, dan cermin budaya kuliner yang kaya rasa. Meski dibuat dari bahan sederhana, cita rasa dan nilai budayanya sangat dalam.

Di dunia yang terus berubah, makanan seperti taameya mengingatkan kita bahwa hal terbaik sering datang dari sesuatu yang sederhana namun dibuat dengan cinta dan tradisi. Jadi, jika kamu belum pernah mencoba taameya, mungkin sudah saatnya memberi ruang di lidah dan hatimu untuk si kecil dari Mesir ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post